Senin, 14 Oktober 2013

Kenyataan sosial yang ada di masyarakat Indonesia

Sebagai mana yang kita semua ketahui. Bahwa negara kita berbentuk Republik dan merupakan negara yang berasaskan hukum yaitu UUD 1945. Sebagai mana semestinya negara hukum adalah segala sesuatunya harus berdasarkan hukum dan aturan yang telah tertera pada UUD 1945. Baik dalam urusan kepemerintahan atau kemasyarakatan. Dan hukum itu harus berpihak pada kaum yang benar dan menghukum kepada pihak yang bersalah. Hukum itu adil, tidak memandang status, kekayaan, pekerjaan, dan sebagainya. Indonesia sebagai negara hukum juga seharusnya menjalankan hukum sebagai mestinya hukum itu diadakan.
Namun dalam kenyataannya, sangatlah berbanding terbalik. Masih banyak ketidakadilan yang terjadi di negeri tercinta kita. Contohnya saja yang terjadi pada kasus beberapa tahun lalu, yang melibatkan seorang nenek yang bernama Minah. Nenek tersebut divonis hukuman 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Hal ini berawal saat Nek Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.Ketika sedang memanen kedelai, Nek Minah melihat 3 buah kakao yang sudah ranum. Ia kemudian memetiknya untuk ditanam sebagai bibit di tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan diletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.
Dan tidak lama kemudian, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun menuduh nek Minah sebagai pencuri, hingga kejadian ini dibawa ke meja hijau. Jika kita bandingkan kasus ini dengan kasus para koruptor di Indonesia. Seorang nenek yang hanya mengambil 3 buah kakao saja mendapatkan hukuman seperti itu. Sedangkan kasus para koruptor yang mengambil uang rakyat, uang negara hingga milyaran bahkan triliunan jumlahnya hanya mendapatkan hukuman beberapa bulan atau tahun.
Bahkan terkadang kasus tersebut mengilang begitu saja tanpa jejak. Dimana hukuman ini sebenarnya tidak membuat jera sang koruptor untuk tidak melakukan hal yang tidak terpuji seperti itu. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa koruptor tersebut akan mengulangi perbuatannya karena apa yang ia dapatkan dengan hukuman yang ia terima tidaklah sebanding. Hal ini masih sangat memprihatinkan di negara kita ini.





Masalah sosial yang terjadi di Indonesia

Ada banyak masalah sosial yang terjadi Indonesia, mulai dari kemiskinan, pendidikan yang masih tertinggal, penggangguran, hingga kenaikan harga sembako pun menjadi masalah sosial. Masalah sosial yang terjadi di Indonesia seperti lingkaran setan. Pengangguran merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang hingga saat ini masih sulit untuk dimusnahkan. pengangguran di Indonesia semakin hari bukanlah berkurang melainkan bertambah ini beriringan dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Pengangguran dapat dikategorikan berdasarkan penyebab dari pengangguran itu sendiri, diantaranya:
  • ·    Pengangguran friksional: pengangguran tersebut yaitu pengangguran yang dapat terjadi ketika tingkat kebutuhan tenaga kerja telah penuh. Dimana proses tersebut telah terjadinya pemogokan kerja untuk menuntut perusahaan dalam keinginannya untuk menaikan upah.
  • ·       Adanya perubahan teknologi: kejadian ini dapat terjadi ketika tenaga kerja manusia digantikannya dengan tenaga-tenaga mesin. Itu yang menyebabkan banyaknya orang yang menganggur.
  • ·   Pengangguran struktural: pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi.
  • ·     Pengangguran musiman: kejadian ini dapat terjadi ketika permintaan tenaga kerja dari setiap perusahaan berkala, misalnya mereka menjadi pengangguran ketika terjadunya selang antar musim.
  • ·     Pengangguran siklus: kejadian ini dapat terjadi ketika adanya perubahan-perubahan dalam tingkat perekonomian.

Masalah besar di Indonesia adalah jumlah pengangguran masih terbilang tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran per Februari 2013 mencapai 7,17 juta orang atau 5,92 persen dari jumlah angkatan kerja di Indonesia sebesar 121,2 juta orang. Angka ini lebih rendah dibandingkan target sebelumnya yakni 5,5 persen sampai 5,8 persen dengan asumsi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 6,8 persen sampai 7,2 persen.  Ada banyak faktor yang mempengaruhi penggangguran ini masih terjadi. Faktor tidak hanya satu melainkan ada beberapa faktor yang menyebabkan masih adanya pengangguran di negeri kita. Mulai dari kurangnya perbekalan dalam bekerja hingga masih adanya rasa enggan untuk membuka usaha sendiri. Sebagai warga negara Indonesia, kita juga harus ikut serta dalam menghilangkan atau meminimalisirkan jumlah pengangguran. Sekarang, bagaimana caranya untuk menghilangkan pengangguran itu?? Dan itu menjadi pertanyaan yang harus dijawab oleh kita semua.
            Kita bisa memulainya dari kita sendiri, yaitu dengan belajar dengan giat sehingga kita memiliki kemampuan yang cukup saat bekerja nanti. Karena dijaman seperti ini dengan jumlah pertumbuhan yang semakin bertambah, tidak menutup kemungkinan persaingan dalam dunia kerja akan semakin sulit. Kita harus bersaing dengan orang yang lain yang memiliki kemampuan dan keteramplan lebih dari kita. Tidak hanya itu kita juga harus bersaing dengan teknologi modern yang sudah mulai diterapkan di beberapa perusahaan.
          Selain memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik, kita juga harus memiliki inovasi-inovasi yang cemerlang. Karena dengan inovasi tersebut kita dapat membuka usaha sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Dan itu berarti kita ikut membantu dalam mengurangi jumlah pengangguran. Namun beberapa orang masih beranggapan bahwa bekerja disebuah perusahaan adalah hal yang menjanjikan. Padahal persaingan untuk masuk ke sebuah perusahaan saat ini sangat susah. Jika tidak diterima disebuah perusahaan, maka ia akan memutuskan untuk menjadi pengangguran sementara. Dan itulah yang menjadi salah satu faktor pengangguran. Mereka juga terkadang masih memikirkan “gengsi” demi menjadi karyawan dari sebuah perusahaan. Inilah yang harus kita ubah, menjadi sebuah karyawan bukanlah satu-satunya jalan untuk mencari pekerjaan, tetapi masih banyak cara salah satunya berwirausaha.



Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar