Minggu, 15 Februari 2015

Arsitektur Jengki

Arsitektur jengki merupakan salah satu langgam arsitektur yang tumbuh dari para pemuda Indonesia. Arsitektur jengki ini tumbuh dan berkembang pada tahun 1950 an. Secara etimologis kata Jengki berasal dari kata “Yankee”, sebutan untuk orang-orang New England yang tinggal di Amerika Serikat bagian utara. Penamaan jengki juga berhubungan dengan tren busana celana jengki yang berkembang pada masa itu. Selain itu, gaya jengki juga terinspirasi dari film-film koboi Amerika yang beredar di Indonesia. Posisi koboi dengan kuda-kuda miring ketika bertarung menjadi ilham yang melahirkan bentuk arsitektur jengki. Bermula dari kemerdekaan Indonesia diraih, para orang belanda pun kembali negaranya, termasuk para ahli bangunan dan arsiteknya. Dari situ para pemuda Indonesia yaitu para arsitek Indonesia ang merupakan para lulusan STM mulai melakukan semacam sebuah perlawanan(segi  arsitektur) dari arsitektur colonial. Hal ini dikarenakan sebagai salah satu upaya masyarakat Indonesia untuk mencari jati diri Indonesia dalam segi arsitektur pasca kemerdekaan. Dengan pengetahuan yang belum begitu mempuni, para arsitek ini melakukan beberapa gebrakan. Ada yang membedakan antara arsitektur jengki dengan arsotektur colonial. Yaitu jika arsitektur kolonialisme didominasi bidang horisontal dan vertikal serta bentuk yang geometris, maka arsitektur jengki secara umum memiliki ciri unik dengan permainan bidang yang tidak simetris, garis-garis lengkung, serta jauh dari kesan kaku.
Ciri-Ciri arsitektur jengki :
a.   ~  Atap
Pada umumnya Rumah berarsitektur jengki menggunakan atap pelana yang berbeda. Kemiringan atapnya mencapai 35 derajat cukup curam. Hal ini sebagai solusi dari iklim Indonesia yang memiliki curah hujan yang tinggi. Banyak atap yang berupa patahan dengan perbedaan ketinggian yang kemudian diselipkan ventilasi sebagai media pembuangan panas pada atap. 



a.   ~  Dinding
Karena penggunaan atap seperti itu, maka tampak bangunan ersebut melihatkan dinding bagian depan terlihat lebar dan terekspos. Biasanya dengan kekreatifitas para arsitek jengki ini, mereka memberikan ornament tumbuhan dan alam untuk menghiasi dinding tersebut. Dan dinding tersebut akan membentuk segi lima.

a.     ~Teras
Teras merupakan unsur penting dalam arsitektur ini. Teras langgam ini memiliki ukuran yang luas. Hal ini disadari para arsitek jengki bahwa teras merupakan tempat untuk berteduh dari suhu di Indonesia yang cukup panas, dimana teras ini juga sebagai tempat menerima tamu. 

 

b.     ~Jendela
Sekali lagi, arsitekturjengki sangat memperhatikan iklim Indonesia yang tropis. Ini terbukti dari ukuran jendela dan kusen yang cukup lebar dan banyak, sebagai salah satu cara penghawaan ang baik agar hawa panas cepat bersirkulasi dengan baik. Tanpa meninggalkan gayanya, jendela pun diletakan secara asimetris dan tak monoton.



c.      ~Rooster
Selain dengan jendela yang lebar, rooster juga dianggap sebagai cara lain dalam menanggapi Iklim Indonesia. Dengan adanya rooster ini sirkulasi semakin baik dan menambah estetika yang khas terhadap bangunannya. 











sumber :

Arsitektur lingkungan (kelompok)

Arsitektur Dan Lingkungan

Sabtu, 14 Februari 2015

SANTIAGO CALATRAVA



Santiago calatra, seorang arsitek terkenal di dunia yang lahir pada 20 juli 1951.di kota benimamet dekat Valencia. Sejak umur delapan tahun, ia bersekolah di Arts and Crafts School. Kemudian ia mengambil jurusan arsitektur di Escuela Tecnica Superior de Arquitectura dan melanjutkan lagi untuk master degree-nya di jurusan urbanism. Tak cukup disitu ia elanjutkan lagi studinya di jurusan sipil pada tahun 1975 di ETH (Federal Institute of Technology) di Zurich.dan memperoleh gelar Ph.D di tahun 1979 ,dengan kata lain bahwa program s1 dan s2 calatrava ditempuh pada bidang arsitektur dan menyelesaikan program s3 pada bidang civil engineering.
Ia dijuluki sebagai arsitek yang bergaya tektonika, hal ini dikarenakan setiap rancangannya ia mengeksplor struktur. Ia sangat berani memadupankan antara struktur dan seni, bahkan dapat dikatakan bahwa eksploitasi struktur inilah yang menjadi cirri khas dia dalam merancang. Santiago pun dapat mengubah pandangan bahwa struktur yang biasanya sengaja dihilangkan dan tertutup oleh komponen lainnya, dan hanya berfungsi sebagai pemikul beban saja tetapi struktur malah dapat menciptakan estetika yang khas. Ini terlihat dari berbagai karyanya yang tersebar di dunia.
Dia merupakan salah satu arsitek dengan perhitungan yang matang. Karena dapat memadukan unsur konstruksi di rancangannya, dan setiap rancangannya selalu bisa diwujudkan.
PENGHARGAAN
·        Turning Torso memenangkan Penghargaan Pencakar Langit Emporis dengan margin terbesar sepanjang sejarah, melampaui Q1 Towerdi Gold Coast CityAustralia dan Montevideo Tower di RotterdamBelanda. Struktur ini memenangkan penghargaan MIPIM di CannesPerancis untuk Bangunan Apartemen Internasional Terbaik, melampaui 1 West India Quay di LondonUK dan Espirito Santo Plaza di MiamiAmerika Serikat.Konstruksi Turning Torso pernah ditayangkan dalam sebuah episode Extreme Engineering di Discovery Channel.
·        “Gold Medal of the Institute of Structural Enginers” London
·        “Global Leader for tomorrow” oleh World Economic Forum di Davos, Swiss
·        Gold Medal for Merit in the Fine Arts” Kementerian Budaya Spanyol
·        “Leonardo da Vinci Medal”Florence-Italia
 KARYA-KARYANYA

Hemispheric

Palacio de las Artes Reina Sofia, Valencia

Milauwkee art museum


Turning Torso

Alamillo Bridge dan La Cartuja Viaduct , di Seville , Spanyol



sumber :
  






Sabtu, 07 Februari 2015

Kali Code



Lokasi Kali Code terletak di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Bantaran Kali Code membujur dari Jembatan Tungkak, Jembatan Sayidan, Jembatan Juminahan, Jembatan Gondolayu, Jembatan Sarjito, Jembatan Blunyah, Jembatan Ring Road Utara, Jembatan Dayu, dan Jembatan Plumbon.
Sungai Code merupakan salah satu sungai yang memiliki arti yang sangat penting bagi penduduk Yogyakarta, khususnya daerah yang dilalui oleh sungai ini. Dengan mata air yang berada di salah satu gunung yang aktif di dunia, mata airnya dimanfaatkan untuk pengairan persawahan di Sleman dan Bantul serta dipergunakan juga sebagai sumber air minum. Dikarenakan sungai ini merupakan jalur Gunung Merapi memuntahkan laharnya, tak heran jika saat gunung tersebut meletus, kali ini akan membawa segala macam material vukanik dari gunung tersebut.

Peristiwa itu berdampak pada warga-warga yang bermukim di bantaran kali dan lingkungan sekitar kali tersebut, yaitu:
·         Rumah-rumah rusak terkena terjangan arus banjir lahar tersebut,
·         Timbulnya berbagai penyakit dari peristiwa tersebut
·         System perekonomian warga terganggu
·         Lingkungan sekitar menjadi kumuh karena banyaknya lahar dan material vulkanik lainnya

Karena peristiwa tersebut pemerintah membuat semacam tanggul disepanjang pinggir kali code untuk mengantisipasi peristiwa ini terjadi kembali suatu saat nanti. Dan lahar-lahar tersebut dikeruk menggunakan eskavator.
 
Masalah yang lebih kompleks selain masalah banjir lahar yang terjadi yaitu, lingkungan pemukiman bantaran kali code dapat dibilang tidak sehat, banyak sampah yang bercecran di sekitar pemukiman.penduduk yang bermukim pun rata-rata berpenghasilan menengah kebawah. Tak sedikit dari mereka berprofesi sebagai pemulung, pengamen dan sebagainya(faktor ekonomi).Tingkat pendidikan yang masih rendah serta tingkat kepedulian terhadap lingkungan pun masih sangat rendah. Ini yang membuat lingkungan kali code menjadi kumuh.

Hingga pada tahun 1980-an seseorang tergerak hatinya untuk mengubah kondisi kali code ini menjadi pemukiman yang layak untuk dihuni oleh masyarakat sekitar.Y.B Mangunwijawa atau yang sering disapa dengan Romo Mangun. Seorang arsitek Indonesia yang mengubah tampilan bantaran kali code menjadi mengesankan. Dengan ide desain rumah yang telah dirancangnya, Romo Mangun mengajak warga untuk membenahi rumahnya masing-masing.

Beliau membangun rumah untuk warga bantaran kali code bukan semata-mata untuk memperindah pemukiman tersebut saja, tetapi juga beliau mempertimbangkan segi perekonomian warganya. Dimana 30-40 keluarga yang bermukim kebanyakan adalah pekerja keras dan informal di lingkungan sekitar kawasan.
Perencanaan dan pembangunan area ini dimulai pada tahun 1983 dan selesai selama kurang lebih 2 tahun. Hampir tidak ada gambar atau dokumen konstruksi dibuat untuk proyek ini. Semua berlangsung secara spontan dan alamiah. Secara umum konstruksi rumah berbentuk huruf A dengan rangka dari bambu, dinding bilik bambu dan atap seng.

Bentuk atap ini pun kental dengan atap Joglo yaitu sebagai ciri dari rumah adat Jawa Tengah. Hanya tiga tukang kayu dan 2 tukang batu dipekerjakan untuk proyek ini, selebihnya adalah tenaga partisipasi warga dan sukarelawan. Mahasiswa seni rupa ikut terjun sebagai relawan untuk membimbing warga memperindah tampilan luar rumah mereka. Estetika timbul dari sebuah kesederhanaan pewarnaan dan corak yang para warga ciptakan sendiri sesuai imajinasinya. Warna-warni nampak sekali pada tampilan kawasan kali code ini.  


Hasil rancangannya ini lah Romo Mangun mendapatkan penghargaan Aga Khan Award, yaitu penghargaan tertinggi karya arsitektural di negara berkembang. Selain itu berkat dirinya, pemukiman kali code yang pada mulanya akan digusur pada tahun 1983 karena dianggap menjadi pemukiman yg sangat kumuh, namun berkat gagasan beliau lah , hal itu dibatalkan. Tak hanya itu, karena upaya beliau lah yang membuat pandangan bahwa lingkungan kumuh tak selamanya kumuh tetapi bisa menjadi lingkungan indah dan nyaman.