Berdasarkan Perda No. 9 Tahun 1999 Tentang
Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Cagar Budaya, bangunan cagar budaya
dari segi arsitektur maupun sejarahnya dibagi dalam 3 (tiga)
golongan, yaitu :
a.
Pemugaran
Bangunan Cagar Budaya Golongan A
b.
Pemugaran
Bangunan Cagar Budaya Golongan B
c.
Pemugaran
Bangunan Cagar Budaya Golongan C
Salah satu bangunan yang termasuk dalam bangunan cagar budaya golongan A
yaitu bangunan Bank BTN di Jakarta Pusat, berikut adalah pemaparan mengenai
bangunan tersebut.
a. Bangunan Lama :
Postpaarbank
b. Bangunan Baru :
Bank BTN
c. Alamat :
Jln Gajah Mada No. 1 Kel. Petojo Utara, kec. Gambir, Jakarta
Pusat
d. Pemilik :
PT. Bank Tabungan Negara
e. Arsitek :
Ir. J. van Gendt.
Sejarah Singkat BTN
Cikal bakal BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia
pada tahun 1897.
Pada tahun 1942,
sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia, bank ini
dibekukan dan digantikan dengan Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku (貯金局?). Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia bank ini
diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos.
Nama dan bentuk perusahaan selanjutnya berubah beberapa kali hingga akhirnya
pada tahun 1963 diubah menjadi nama dan bentuk resmi yang berlaku saat ini.
Sejarah BTN:
1897: Berdiri dengan nama Postpaarbank
1942-1945: Berubah nama menjadi Chokin Kyoku
1950: Menjadi Bank Tabungan Pos
1963: Menjadi Bank Tabungan Negara
1968: Resmi dimiliki Pemerintah (BUMN)
1974: Pelayanan lebih difokuskan
1989: Mendapat izin bank umum dan penerbitan obligasi
1992: Menjadi Persero
1994: Mendapat izin bank devisa
2000: Ikut program rekapitulasi
2002: Pinjaman Tanpa Subsidi
2003: Restrukturisasi
2005: Peluncuran BTN Syariah
2008: Sekuritisasi aset
Bangunan Bank BTN
Untuk bangunannya sendiri, bangunan Dibangun pada tahun 1930, diatas bekas
lokasi Pos Keamanan “Rijswijk”, dengan nama awal yaitu postpaarbank, kemudian
mengalami beberapa kali perubahan nama hingga menjadi Bank Tabungan Negara
(BTN). Bangunan tersebut mengalami beberapa perombakan namun tetap ada yang
dipertahankan. Perombakan terjadi pada bagian belakang bangunan, yang sekarang
berdiri gedung bertingkat yang dijadikan sebagai Gedung Pusat BTN dengan gaya
lebih modern yatiu penggunaan kaca kaca besar seperti pada umumnya gedung
perkantoran pada saat ini. Sedangkan pada bagian depan tetap dipertahankan bentuk
dan fasadnya seperti saat pertama dibangun. Bangunan pada bagian ini sekarang
menjadi Museum BTN dan sekaligus menjadi bangunan cagar budaya. Museum ini
memiliki gaya arsitektur Nieuwe Kunst. Museum ini berisi koleksi – koleksi dari
Bank BTN, berbagai macam foto, uang dari jaman dahulu, jenis tabungan dari
jaman dahulu, hingga adanya miniatur Bank BTN pertama di Yogyakarta kemudian
adanya penjelasan mengenai sejarah Bank BTN.
Bangunan sangat terasa sentuhan gaya arsitektur di
belanda, dimana bangunan menggunakan jendela – jendela besar dan penggunaan
warna putih.
Bangunan Museum
BTN
Terlihat bahwa pada bangunan depan ini tetap
dipertahankan sama seperti pada bangunan jaman dahulu dengan gaya arsitektur
yang memiliki sentuhan gaya arsitektur belanda mengingat bangunan ini pada masa
kolonial Belanda.
Sumber referensi :
Bangunan postpaarbank (bangunan lama Bank BTN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar