Mungkin
pertanyataan kemerdekaan atas Indonesia telah kita dengar sejak kurang lebih 69
tahun. Namun kemerdekaan yang dimaksud hanya sebatas kemerdekaan atas
penjajahan secara fisik oleh para penjajah. Nyatanya tanpa kita sadari sampai
saat ini kita masih dijajah oleh bangsa asing . Ini terbukti sebagian besar
sumber daya alam milik Indonesia telah dikuasai oleh perusahaan asing. Mulai
dari makanan, bahan bakar, bahan bangunan dan lain sebagainya.
Misalnya
saja PT Freeport Indonesia yang berada di papua. Mengelola pertambangan milik
kekayaan Indonesia yang melimpah itu. Memang awalnya perusahaan ini hanya
berinvestasi sebagaian pada Indonesia untuk mengelola sumber kekayaan alam
Indonesia ini. Namun seiringnya waktu perusahaan asing asal Amerika ini telah
mengambil alih pertambangan ini secara besar-besaran. Dengan kata lain sumber
kekayaan milik kita sendiri telah dikuasai oleh bangsa asing. Pemerintah telah
dibutakan dengan iming-iming membaiknya perekonomian Indonesia.Padahal tanpa
disadari atau tidak banyak sekali dampak negative yang telah ditimbulkan oleh
perusahaan ini.Selama penambangan sejak awal berdirinya perusahaan ini, sudah
banyak kerusakan lingkungan yang nyata terjadi di daerah Papua. Sungai yang
tercemar logam berat sampai kerusakan permanen pada hutan di sekitar
pertambangan yang turut merusak kekayaan hayati di Indonesia. Kerusakan sungai
ini merugikan warga Papua yang menggantungkan hidupnya pada sungai, walupun
dampak ini tidak dirasakan secara langsung.Sebanyak kurang lebih 300.000
Ton/Hari Limbah dihasilkan dan dibuang dari proses pertambangan oleh perusahaan
Amerika tersebut ke hutan dan sungai sehingga menyebabkan matinya hewan dan
tumbuhan serta meracuni penduduk yang bergantung pada lingkungan di Papua. Kerusakan
lingkungan hidup tidak begitu di perhatikan oleh PTFI asal Amerika tersebut
karena tidak menguntungkan pada perusahaan.
Lebih
parahnya yang mana seharusnya masyaraka papua yang memiliki tanah penghasil
tambang ini sangat dirugikan oleh perusahaan asing ini. Ini terbukti dengan masyarakat
lokal hanya dijadikan buruh dengan upah yang tidak sesuai dengan keuntungan
yang didapat oleh PTFI per tahun. Ratusan ribu ton bijih Emas, Perak, dan
tembaga dihasilkan dan di bawa ke Amerika yang diambil dari Negara Indonesia
tanpa ada dampak Positif bagi masyarakat setempat. Tidak ada perbaikan kualitas
pendidikan, pekerjaan, maupun penghasilan yang didapat masyarakat Papua dari
keberadaan PTFI di Indonesia. Dengan hasil tambang jutaan Ton, tidak ada
pembangunan infrastruktur bagi masyarakat setempat.Kehidupan masyarakat
setempat juga terancam dengan keberadaan PTFI asal Amerika tersebut, karena
masyarakat yang bukan pekerja PTFI bisa di usir, bahkan di tembak jika
mendekati area pertambangan tanpa izin. walaupun masyarakat Papua hanya mencari
hasil hutan di Sekitar PTFI. PTFI tidak mengindahkan keselamatan pekerjanya
yaitu masyarakat Papua sendiri. hal ini terbukti saat terjadi runtuhnya tambang
pada akhir 2012 lalu, tidak ada penanganan serius dari PTFI bagi para korban
(dan keluarga). Bahkan kunjungan menteri dan instansi terkait untuk melakukan
penyelidikan kasus, dihambat oleh Pimpinan PT. Freeport Indonesia, sehingga
penyelidikan lebih lanjut tidak bisa dilakukan.
Bahakan
Negara pun sebenarnya telah dirugikan oleh PTFI ini. Sebanyak jutaan Ton Bijih
Emas, Perak, dan Tembaga ditambang dari Papua, negara Hanya mendapatkan paling
banyak 10% dari keuntungan yang didapat oleh PTFI. Karena PTFI melakukan
pemurnian di negara asalnya yaitu Amerika serikat. Betapa mirisnya melihat
kenyataan bahwa kekayaan alam yang seharusnya membuat kita menjadi lebih makmur
namun membuat kesengsaraan yang berlangsung lama. Hak kita sebagai masyarakat
Indonesia yang terkenal akan SDA nya yang melimpah telah direnggut oleh bangsa
asing. Tidak bisa “hidup” di tanah sendiri, mungkin ungkapan inilah yang cocok
menggambarkan kesengsaraan masyarakat Indonesia terutama masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar